Polwan Peduli, Pengabdian Polwan Polda DIY Kepada Masyarakat

Yogyakarta - Polisi Wanita (Polwan) pada 1 September 2016 yang akan datang memperingati HUT Polwan yang ke 68. Polwan merupakan simbol kelembutan yang mewakili perempuan sebagi masyarakat Indonesia yang bekerja dalam sebuah lembaga negara Polri.

PERINGATI HARI IBU 2014, KOMPOL SINUNG MENJADI PEMBINA UPACARA BENDERA DI SMK MUH I BANTUL

Jelang peringatan hari ibu yang jatuh pada tanggal 22 Desember mendatang, jajaran Polwan Polres Bantul laksanakan upacara bendera di SMK Muhammadiyah I Bantul, Senin, 15 Desember 2014 pukul 07.05 Wib.

Polwan Harus Bijak Gunakan Media Sosial

Seorang Polwan harus bijaksana dalam menggunakan media sosial. Polwan harus bisa menjaga harkat dan martabat sebagai anggota Polri. Karena media sosial dapat menimbulkan perspektif yang beragam, baik positif maupun negatif di kalangan masyarakat.

SEBAGAI NARASUMBER DI DINKES, KOMPOL SINUNGWATI,S.H. JELASKAN PENTINGNYA HUBUNGAN BAIK DENGAN WARTAWAN

Wartawan sebagai salah satu wakil dari media memiliki pengaruh besar dalam menentukan pemberitaan di media. Dengan posisi seperti itu, sebaiknya kita harus paham betul dengan kebutuhan wartawan.

SISWA POLWAN LATIHAN PEMBAWAAN TAHANAN DI POLSEK KASIHAN

Selasa, 16 Desember 2014 pukul 09.00 Wib bertempat di Polsek Kasihan Aiptu Mujari yang juga sebagai Mentor latihan kerja sebanyak 10 Polwan Tugas Umum angkatan ke XLIII mengadakan latihan penjagaan dan pembawaan tahanan.

Rabu, 17 Desember 2014

KOMPOL SINUNGWATI SEBAGAI NARASUMBER DALAM RAKOR PPID DI KAB BANTUL




Dalam rangka peningkatan peran serta PPID pembantu dan dalam upaya penyegaran akan tugas dan fungsi PPID, Bagaian Humas setda Kabupaten Bantul melaksanakan kegiatan Rakor PPID di gedung Induk lantai III sayap timur komplek Parasmya Kab. Bantul, Rabu pagi, 17 Desember 2014.
Sebagai nara sumber adalah Kompol Sinungwati, SH yang didampingi oleh Kabag Humas Kab. Bantul Drs. Heni Purwanto, MM dan dihadiri oleh Para kepala SPKD, Kepala  Kantor dan Sek Cam sekab Bantul. Kegiatan rakor ini mengambil tema “Peningkatan Peran Tugas PPID”.
Dalam penyampaian materinya Kompol Sinungwati menyampaikan bahwa Hak untuk mendapatkan Informasi merupakan hak azasi setiap warga negara. Karena setiap warga negara berhak atas informasi, maka penyelenggara negara wajib memberikan informasi kepada publik. Hak Publik untuk Tahu (right to know) dengan memperoleh informasi diatur dalam UU No.14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Bagian Humas Polres Bantul berdasarkan Perkap 21 tahun 2010 bertugas menyediakan informasi berupa data atau dokumentasi yang berkaitan dengan kinerja Polri kepada pemohon informasi publik.
Dalam melaksanakan tugas tersebut Bag Humas berfungsi sebagai Penyedia informasi di lingkungan Polres Bantul untuk kepentingan publik. Penghimpun data/ dokumentasi dari pengemban PPID satuan kerja yang lain. Penyedia Informasi berupa data atau dokumentasi yang berkaitan dengan kinerja Polri kepada pemohon informasi. Pemberian pelayanan informmasi dan dokumentasi kepada pemohon informasi sesuai permintaan dan Penyaji dan penyalur informasi Kamtibmas kepada pimpinan dan masyarakat yang membutuhkan.
Bag Humas juga melakukan pendekatan kepada masyarakat melalui sosial media antara lain Media cetak, Radio, Blogger, facebook, Twitter dan You Tube sebagai sarana Publikasi dan Counter Opini untuk meningkatkan Citra Polri. Selain itu juga melakukan tatap muka langsung dengan masyarakat dan menyebarkan brosur brosur ke masyarakat dalam menyebarkan informasi tersebut.
Adapun alamat sosial media yang digunakan Bag Humas untuk mempublikasi informasi adalah
Pemanfaatan Sosial Media ini dipilih karena selain murah juga sebagai sarana Publikasi kinerja Polri, sebagai sarana Sosialisasi peraturan Polri dan Sebagai Sarana Counter Opini Pemberitaan Negatif Polri.
Dalam penyampaian materi Kompol Sinungwati juga menyampaikan tentang SOP PID, Prosedur Pelayanan Publik, Jenis Informasi (Informasi yang dapat dipublikasi dan yang tidak dapat dipublikasi), Teknik pengolahan informasi dan dokumentasi, Kunci sukses menghadapi Wartawan dan masyarakat, membangun opini dan lain sebagaianya. Kegiatan berakhir dalam keadaan aman tertib.
 

PERINGATI HARI IBU 2014, KOMPOL SINUNG MENJADI PEMBINA UPACARA BENDERA DI SMK MUH I BANTUL




Jelang peringatan hari ibu yang jatuh pada tanggal 22 Desember mendatang,  jajaran Polwan Polres Bantul laksanakan upacara bendera di SMK Muhammadiyah I Bantul, Senin, 15 Desember 2014 pukul 07.05 Wib.
Bertindak sebagai pembina upacara Kabag Ren polres Bantul Kompol Sinungwati, SH yang diikuti oleh Para guru, Staf, Akpol, siswa Polwan dan para siswa SMK Muhammadiyah I Bantul.
Dalam sambutanya, pembina upacara membacakan amanat Kapolda DIY. Dalam amanatnya, Kapolda DIY menyebutkan bahwa Polwan dalam kodrat mempunyai dua tugas sekaligus, yakni mengabdi kepada keluarga sebagai seorang ibu, serta mengabdi kepada Bangsa dengan tugas membela Negara. Jadi polwan ini bukan hanya melati penghias taman, tapi merupakan sosok penting sebagai pagar bangsa dalam tugas keseharian yang diemban.
Setelah membacakan amanat Kapolda DIY Kompol Sinungwati juga menyempatkan diri untuk menyampaikan informasi tentang rencana penerimaan Polisi dalam waktu dekat ini yaitu dari jalur PPSS, Akpol, Brigadir dan Tamtama. Untuk itu beliau mengingatkan kepad para siswa yang berminat menjadi anggota Polri, untuk mempersiapkan diri.
Kompol Sinungwati, mengingatkan agar para pelajar yang merupakan generasi muda harapan bangsa untuk lebih mendekatkan diri dengan profesinya sebagai seorang pelajar, prioritaskan diri dan fokus pada belajar.
Pelajar jangan mudah terpengaruh arus pergaulan bebas yang notabene dapat menjerumuskan dirinya sendiri. "Narkoba atau obat-obatan terlarang seperti narkotika dan lainnya adalah hal yang mesti menjadi musuh besar bagi pelajar. Sebab, narkoba bisa membuat adik-adik menjadi tidak berhasil mewujudkan mimpi dan impian serta cita-citanya menjadi pemimpin bangsa ini," katanya.
Selesai upacara dilanjutkan dengan pemberian Piala juara III cerdas cermat pelopor keselamatan lalulintas dan piala juara III safety Riding yang diselenggarakan oleh Polres Bantul. Piala diserahkan oleh Kompol Sinungwati, SH dan diterima oleh kepala Sekolah atau yang mewakili.
Selesai upacara dilanjutkan dialog dan berbagi ilmu antara Para Pelajar SMK, siswa AKPOL dan Siswa Brigadir Polwan. Acara ditutup dengan foto bersama selesai dalam kedaan aman tertib.

Selasa, 16 Desember 2014

KABAG REN POLRES BANTUL SEBAGAI NARA SUMBER SEMINAR PERAN GANDA PEREMPUAN




Beberapa waktu lalu kita memperingati hari kelahiran R.A. Kartini. Kebetulan untuk Polwan Polres Bantul (Kompol Sinungwati, SH) mendapat undangan sebagai nara sumber dalam seminar peran ganda perempuan ditinjau dari aspek hukum dan agama di gedung BPR Bantul dengan audien gabungan organisasi se kabupaten Bantul yang dihadiri lebih kurang 160 peserta. Sebelum seminar didahului acara upacara peringatan hari Kartini dengan irup Ibu Bupati Bantul Ida Idham Samawi.
Memaknai refleksi kelahiran RA Kartini yang diperingati setiap tanggal 21 April sebagai tokoh nasional yang dikenal sangat getol memperjuangkan gerakan emansipasi wanita di Indonesia. Bukan hanya wanita, pria bahkan waria pun sampai detik ini meyakini derap kemajuan emansipasi wanita Indonesia dicapai berkat gerakan emansipasi yang dipelopori RA Kartini.
Untuk mengabadikan makna kepeloporan Kartini yang hampir menjadi figur sentral wanita Indonesia, maka tidak heran jika penampilan wanita kita di setiap tanggal 21 April, sarat dengan fenomena Kartini di kantor-kantor pemerintah, swasta. Bahkan sejumlah unit kerja seperti TV,Radio dll sengaja mensetting program siaran-siarannya sepanjang hari itu dengan nuansa ke-Kartinian.
Tidak heran jika mulai dari kalangan ibu, remaja putri hingga anak perempuan sibuk mendandani diri dengan pakaian kebaya khas Kartini untuk ditampilkan dalam berbagai atraksi. Tak pelak lagi salon kecantikan yang selama ini sepi pengunjung, tiba-tiba kebanjiran orderan,walau hanya sekedar pemasangan sanggul. Semua itu merupakan ekspresi kecintaan dan kekaguman masyarakat Indonesia terhadap sosok Kartini yang dicitrakan dalam suasana keprihatinan.
Kita memang tidak dapat menerima dengan argumentasi apapun segala bentuk ketidakadilan dan diskriminasi. Apalagi praktik pelecehan, peremehan dan penganiayaan hak kelompok masyarakat rentan seperti kaum perempuan. Bahkan kita harus menghilangkan, jika perlu melakukan upaya pro justicia kepada siapa pun yang mencoba melanggar hak serta merendahkan harkat dan martabat kaum perempuan sebagaimana konon dialami Kartini dimasa perjuangannya. Terlebih disaat kita di kekinian telah memiliki konstitusi baru dan sejumlah paket peraturan perundang-undangan yang telah menjamin pemenuhan HAM dalam segala aspek kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.
Sebaliknya kita pun tentu setuju jika eksistensi HAM ditempatkan dalam khasanah Indonesia di kekinian sebagaimana pula perlunya image Kartini sebagai tokoh pejuang emansipasi wanita Indonesia untuk diposisikan secara proporsional, objektif dan multi dimensional. Ini penting karena opini public yang terbangun dalam memahami aspek perjuangan kemajuan kaum wanita di Indonesia, tampaknya cenderung didominasi kalau bukan identik dengan sosok perjuangan Kartini.
Betapa tidak karena hampir semua referensi tentang gerakan emansipasi wanita di nusantara, tidak pernah luput pengkajiannya dengan sosok Kartini. Tragisnya karena paradigma gerakan emansipasi wanita di Indonesia terbangun dalam proses dialektika dan rivalitas yang menempatkan pria dan wanita sebagai kekuatan yang saling berhadap-hadapan. Tak ayal lagi genderang perlawanan kaum wanita atas dominasi pria pun ditabuh.
Jika emansipasi dikonstruksikan sebagai konsep penyetaraan hak dan kedudukan antara pria dan wanita untuk berperan dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan, maka sesungguhnya hal seperti itu sudah terjadi dan melembaga jauh sebelum era Kartini. Kita tentu masih ingat kalau Majapahit sebagai kerajaan yang pernah menguasai hampir seluruh kawasan Asia Tenggara hingga ke Formosa dibagian utara dan Madagaskar di barat, ternyata dalam silsilah kerajaan Majapahit pernah diperintah 2 dua perempuan masing-masing “Tribhuwanatunggadewi (1328-1350) M”. dan Kusuma Wardhani (1389-1429) M.
Bukan hanya itu dalam catatan sejarah yang lebih tua lagi dari semua yang dikemukakan di atas, dikenal juga wanita kesohor dari kerajaan Kalingga (Holing/Keling), masa keemasan kerajaan ini justru berpuncak ketika “Ratu Sima” berkuasa yang diperkirakan berlangsung pada abad VII M. Dalam masa itu menurut sejarah, rakyat sungguh-sungguh sangat merasakan nuansa kemakmuran dan keadilan.
Dari deskripsi yang dikemukakan di atas membuktikan bahwa ketokohan wanita untuk tampil mengambil peran sentral dalam masyarakat, ternyata selalu hadir disetiap zaman. Hampir setiap wilayah di nusantara sebenarnya memiliki tokoh perempuan atau setidaknya nilai tradisi yang mendudukkan perempuan dalam posisi sentral. Ambil contoh pada masyarakat Minangkabau di Sumatera Barat yang menganut sistem kekerabatan matrilineal.
Perempuan dalam sistem kekerabatan ini, mempunyai kedudukan determinan dari pada laki-laki. Mulai dari soal pewarisan hingga berbagai macam permasalahan dalam pernikahan dan perceraian, semuanya hanya terfokus pada perempuan sebagai pemegang hak. Kaum lelaki dalam sistem kekerabatan ini hanya berkedudukan sebagai sub ordinat atas dominasi perempuan. Fenomena tersebut tentu sangat jauh dari alam kehidupan Kartini dengan emansipasinya.
Dengan fakta sejarah sebagaimana yang dikemukakan di atas, terkuaklah bukti bahwa jauh sebelum era Kartini, kaum wanita sesungguhnya telah mendulang kesetaraan dengan kaum pria bahkan nyata-nyata telah menunjukkan kepiawaiannya dalam mengambil peran sosialnya jauh melebihi peran Kartini. Tapi mengapa nama mereka ini dengan prestasi spektakulernya tak pernah disebut-sebut dalam setiap episode gerakan emansipasi wanita di Indonesia? Dan mengapa pula mereka dapat menjadi faktor determinan dalam tatanan kehidupan pada masanya?.
Sampai disini popularitas Kartini sebagai pencetus gerakan emansipasi wanita di nusantara ternyata sarat dengan kepentingan politik dan menampikkan silsilah perjuangan perempuan yang jauh lebih prestius sebelum masanya. Bahkan sangat boleh jadi popularitas.
Selamat hari Kartini, Jaya selalu Polisi Wanita! J

SISWA POLWAN LATIHAN PEMBAWAAN TAHANAN DI POLSEK KASIHAN




Selasa, 16 Desember 2014 pukul 09.00 Wib bertempat di Polsek Kasihan Aiptu Mujari yang juga sebagai Mentor latihan kerja sebanyak 10 Polwan Tugas Umum angkatan ke XLIII mengadakan latihan penjagaan dan pembawaan tahanan.
Latihan penjagaan dan pembawaan tahanan ini diikuti oleh 10 siswa Polwan yang latja di polsek Kasihan dengan maksud agar mereka terampil dan sigap dalam pembawaan tahanan sesuai prosedur yang ada.
Materi yang diberikan antara lain memeriksa badan tahanan untuk mencari barang barang yang membahayakan, kemudian memborgolnya dan membawa tahanan untuk dibawa ke Mobil tahanan dengan dikawal.
Aiptu Mujari menjelaskan latihan ini dimaksudkam memberikan pemahaman dan prosedur serta teknis pembawaan tahanan kepada siswa Polwan agar nantinya dapat mendukung tugas polwan setelah lulus dari pendidikan. (Sihumas Kasihan)

Senin, 15 Desember 2014

DALAM RANGKA HARI IBU POLWAN POLDA DIY MENJADI IRUP DI SMA N 1 TIRTONIRMOLO KASIHAN




Dalam rangka menyambut hari Ibu yang jatuh pada tanggal 22 Desember bertempat di SMA N 1 Tirtonirmolo Kasihan Bantul telah dilaksanakan Upacara Bendera dengan Inspektur Upacara AKBP Kurnia Polwan Polda DIY, Senin, 15 Desember 2014 pukul 07.00 Wib.
Upacara Bendera diikuti oleh Polwan Magang, Bhabinkamtibmas Desa Tirtonirmolo Aipda Sudarsana, para Guru, Karyawan, Staf dan seluruh siswa SMAN 1 Tirtonirmolo. (Sihumas Kasihan)

SEBANYAK SEPULUH SISWA POLWAN ANGKATAN XLIII TA 2014 LATJA DI POLSEK BANTUL




Sebanyak 10 siswa Polwan yang melaksanakan latihan kerja di Mapolsek Bantul pada hari Senin pagi, 15 Desember 2014 mendapat arahan dari Kapolsek Bantul Kompol Aris Waluyo. Kesepuluh siswa Polwan ini adalah pembentukan Brigadir Tugas Umum polisi wanita anggkatan XLIII TA 2014.
Kapolsek Bantul menjelaskan bahwa kesepuluh siswa Polwan tersebut akan melaksanakan latihan kerja selama 6 hari di Mapolsek Bantul dengan didampingi oleh Kompol Kusilah dan mendapat pendamping dari Anggota Polsek Bantul Aiptu Hartono hingga 6 hari kedepan.
Adapun latihan kerja ini merupakan bagian dari tahap III (tahap pembulatan) yang telah disusun dalam kurikulum pendidikan pembentukan tugas umum polisi wanita. Adapun materi latihanya  difokuskan untuk mengaplikasikan fungsi teknis kepolisian tugas umum.
Penyelenggaraan latihan ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana menpersiapkan pesertta didik yang akan bertugas setelah lulus dari pembentukan. (Sihumas Bantul) 

JELANG HARI IBU POLWAN POLDA DIY MENJADI IRUP DI SMA N 1 BANGUNTAPAN




Jelang peringatan hari ibu yang jatuh pada tanggal 22 Desember mendatang,  jajaran Polwan polda DIY bersama Polwan polsek Banguntapan laksanakan upacara bendera di  SMAN 1 Banguntapan, Senin, 15 Desember 2014 pukul : 07.05 Wib.
Bertindak sebagai inspektur upacara AKBP Drh. Tri Rina Polwan polda DIY sehari-harinya bertugas di PAM OBVIT Polda DIY. Untuk peserta upacara Siswa Latja Brigadir Polisi Wanita Lemdik Pol Binmas Banyubiru, para guru SMA I Banguntapan dan semua siswa dari kelas X - XII SMAN I Banguntapan.
Sebelum membacakan amanat Kapolda DIY AKBP Drh. Tri Rina menyampaikan pembinaan agar para siswa tidak melakukan aksi vandalisme, balap liar, tawuran serta pembinaan agar patuh dan tertib aturan berlalu lintas demi keselamatan diri sendiri dan pengguna jalan lainnya.
Tidak Lupa AKBP Drh. Tri Rina juga menggambarkan bahaya Narkoba untuk itu para siswa agar jangan coba-coba menggunakan narkoba karena akan merugikan diri sendiri dan merusak masa depan para pengguna narkoba.
Selanjutnya AKBP Drh. Tri Rina membacakan amanat Kapolda DIY untuk peringatan hari ibu yang intinya dalam rangka hari ibu Polwan sebagai kaum perempuan siap melayani masyarakat dan mampu bekerja sama dengan dengan kaum laki-laki untuk kesetaraan gender. Tidak ketinggalan AKBP Drh. Tri Rina juga menyampaikan pada para siswa khususnya wanita untuk bergabung menjadi anggota Polisi Wanita sambungnya menutup amanat Kapolda DIY.
Selesai giat upacara dilanjut ramah tamah dengan Kepala sekolah dan semua anggota polsek Banguntapan serta siswa Latja Brigadir polwan, dan diakhiri dengan foto bersama didepan almamater SMAN I Banguntapan. (Sihumas Banguntapan)
 

Minggu, 14 Desember 2014

PENERIMAAN SISWA POLWAN LATJA DI POLSEK KASIHAN




Minggu, 14 Desember 2014 pukul 15.00 wib di Halaman Polsek Kasihan telah menerima Siswa magang Polwan sebanyak 10 orang untuk melaksanakan Latihan kerja di Polsek Kasihan selama 6 hari.
Penyerahan siswa Polwan diserahkan oleh pendamping AKBP Mugaya selaku koordinator Magang Latja Polwan yang diterima oleh Kapolsek Kasihan Kompol Fajar Pamuji, SH.
Dalam kesempatan ini Kapolsek Kasihan Kompol Fajar Pamuji, SH berharap kepada seluruh Siswa Polwan menggunakan waktu sebaik baiknya dalam latihan kerja ini  untuk menimba ilmu kepada senior di Polsek Kasihan agar kedepannya menjadi Polwan yang profesional sebagai Pelayan, Pelindung dan Pengayom masyarakat.
Adapun jadwal latihan kerja Siswa Polwan di Polsek Kasihan sebagai berikut yaitu tanggal 14 Desember dilaksanakan Serpras, tanggal 15 latihan Pengawalan, tanggal 16 Desember latihan pembuatan Laporan Informasi dan Tipiring, tanggal 17 Desember 2014 latihan TPTKP, tanggal 18 Desember 2014 latihan pengaturan dan penulisan tilang, tanggal 19 Desember 2014 latihan penjagaan dan pembuatan Laporan Polisi.
Kemudian pada tanggal 20 digunakan untuk penyusunan laporan akhirlatihan dan dilanjutkan upacara penerimaan kembali peserta latihan kerja dan penggeseran peserta latihan dari satuan ke Pusdik Binmas. (Sihumas Kasihan)
 

Minggu, 31 Agustus 2014

LAHIRNYA POLWAN DARI BUKITTINGGI




Seperti halnya dengan organisasi ataupun institusil lain yang ada di Indonesia, Polri juga mengalami pertumbuhan dan perkembangannya dari masa ke masa. Setiap masa, Polri berupaya penuh untuk membangun dirinya menjadi organisasi yang lengkap. Termasuk dari aspek personel Polri, anggota polisi tidak hanya terbatas pada kaum pria saja. Polri juga merekrut anggotanya dari kaum wanita.
Sejarah Polisi Wanita (Polwan), berawal dari sebuah tempat, yakni Bukittinggi, Sumatera Barat. Kala itu, pemerintah Indonesia tengah berjuang menghadapi agresi militer II Belanda. Adanya serangan itu menimbulkan adanya arus pengungsian. Untuk menghindari adanya penyusup yang memasuki wilayah RI, dilakukan penggeledahan. Banyak pengungsi wanita yang menolak digeledah oleh polisi pria yang ada saat itu. Beberapa pihak juga menuntut agar tahanan wanita yang ada kala itu tidak lagi digeledah oleh polisi pria. Dari permasalahan-permasalahan inilah pemerintah segera menunjuk Sekolah Polisi Negara di Bukittinggi untuk mulai merekrut polisi wanita.
Awal keikutsertaan wanita dalam pendidikan Kepolisian dimulai sejak enam orang wanita, yaitu Dahniar, Yosmaniar, Mariana, Rosmalina, Nelly Pauna, dan Rosnalia masuk ke sekolah pendidikan inspektur Polisi yang dibuka oleh Cabang Jawatan Kepolisian Negara di Bukittinggi pada bulan September 1948. Dari sinilah setiap tanggal 1 September selalu diperingati sebagai Hari Polwan bagi seluruh Polwan di NKRI. Dirgahayu Polwan ke 66, jayalah srikandi Indonesia!

POLWAN BERBINTANG




Sempat ada nada sinis dari kalimat yang terlontar dari sebuah tulisan "Benarkah Polwan hanya sebagai pelengkap?". Bagaimana harus menyikapinya? Marah? Tersinggung? Kesal? Tidak perlu, Polwan hanya perlu "unjuk bintang".
Sejumlah polwan tercatat pernah mencapai pangkat bintang dan menduduki jabatan penting di Indonesia. Dimulai dari Brigjen Pol (Purn) Jeanny Mandagi, S.H yang menduduki jabatan terakhir sebagai Kadispen Polri. Brigjen Pol (Purn) Dra. Roekmini Koesoemo Astuti dengan jabatan terakhir sebagai anggota DPR Komisi II. Ada pula Brigjen Pol (Purn) Dra. Paola Bataona dengan jabatan terakhir sebagai Wagub Maluku. Brigjen Pol (Purn) Dra. Noldy Ratta dengan jabatan terakhirnya sebagai anggota DPR Komisi III. Brigjen Pol (Purn) Dra. Sri Kusmariati yang menduduki jabatan terakhirnya di Sekretariat Asean. Kapolda Banten juga sempat dijabat oleh Brigjen Pol (Purn) Rumiah K. S.Pd.
Kemudian untuk polwan yang masih aktif berdinas, ada Brigjen Pol. Basaria Panjaitan S.H, M.H. dengan jabatan sebagai Widyaiswara Madya Sespim Polri. Kemudian ada Brigjen Pol. Soepartiwi, S.Pd., M.Si. dengan jabatan KaditlatsusJatrans Lemdikpol. Serta ada Brigjen Pol. Ida Oetari Purnamasari, SAP yang menduduki jabatan sebagai Direktur Penguatan Lembaga Rehabilitasi Instansi Pemerintah Dep Rehab BNN. Semoga kalimat tanya yang sempat terlontar diawal dapat dipertimbangkan lagi setelah membaca deretan nama kesembilan Pati Polwan ini. Polwan juga mampu dan berkesempatan untuk berprestasi meraih bintang.
 

DIRGAHAYU POLWAN




Tanggal 1 September telah ditetapkan oleh Polri sebagai hari Polisi Wanita (Polwan). Peristiwa ini diabadikan dengan mengacu pada peristiwa pada tanggal 1 September 1948, ketika Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) berupaya untuk menghadapi Agresi Militer Belanda II dengan membentuk Sekolah Polisi Wanita di Bukit Tinggi Sumatera Barat.
Salah satu peran Polisi Wanita waktu itu adalah membantu petugas keamanan untuk mencegah penyusupan dengan melakukan pemeriksaan terhadap anak – anak dan wanita yang menjadi pengungsi sebagai akibat peperangan.
Keberadaan Polwan tidak pernah terlepas dalam sejarah perkembangan institusi Polri. Polwan telah menunjukkan kompetensi yang hampir sama dengan Polisi laki – laki, bahkan dapat menunjukkan kemampuan yang lebih.
Disemua fungsi kepolisian (Lalu Lintas, Reserse, Intelijen Keamanan, Sabhara, Binmas dan fungsi staf lainnya) telah ditempatkan Polisi Wanita. Polwan memiliki peluang yang sama dalam setiap penyelenggaraan tugas Polri, termasuk dalam pengamanan Pemilu baik Pilleg maupun Pilpres.
Sebagai salah satu komponen yang mendukung kinerja Polri, Polisi Wanita memainkan peran yang penting. Seiring dengan semangat emansipasi wanita dan kebutuhan akan kekurangan personel, institusi polri telah berupaya untuk menambah jumlah Polisi Wanita guna mengoptimalkan penyelenggaraan tugas di berbagai fungsi Kepolisian.
Dalam rangka menghadapi perkembangan gangguan keamanan, pada tahun 2014, Polri telah merekrut sebanyak 7000 (tujuh ribu) orang personel Polwan dan saat ini sedang dalam proses pembentukan dibeberapa lembaga pendidikan. Penambahan kuota ini tentu sebagai hasil evaluasi terhadap kinerja Polisi Wanita secara umum dalam pelaksanaan tugasnya. Para Polisi Wanita tersebut nantinya akan ditempatkan diseluruh wilayah Indonesia. Penambahan jumlah personel Polwan ini diharapkan nanti dapat mempercepat pencapaian kinerja Polri diberbagai fungsi kepolisian dan mampu menjadi daya ungkit perubahan polri menjadi lebih baik.
Dirgahayu Polwan, semoga dihari jadinya yang ke 66 ini, Polwan dapat meningkatkan prestasinya dalam memberikan dharma bhakti bagi negara ini, khusunya untuk institusi polri.

Sabtu, 30 Agustus 2014

LOMBA MARS DAN HYMNE MERIAHKAN HUT BHAYANGKARI




Dalam rangka menyemarakkan Hari Kesatuan Gerak  Bhayangkari LXII tahun 2014. Pengurus Cabang Bhayangkari Bantul menggelar sejumlah  acara perlombaan, Sabtu (30/8), di Aula Polres Bantul. Lomba yang diselenggarakan yakni, mars, hymne bhayangkari MC, paduan suara dengan peserta anggota Cabang Bhayangkari Bantul.
Suasana meriah begitu terasa setiap perwakila bhayangkari masing-masing polsek naik panggung. Sementara untuk Minggu (31/8), hari ini digelar lomba pemasangan atribut dengan peserta istri kabag, kasat serta kapolsek se -Bantul.
Dalam ajang itu masing –masing perwakilan bhayangkari di ranting membawakan hymne, mars  bhayangkari. Termasuk didalamnya adalah padua suara. Selain tampil secara beregu, peserta juga diberi kesempatan  unjuk kebolehan secara perorangan. Event tersebut sekaligus untuk menyalurkan hobi tarik suara.
Ketua Cabang Bhayangkari Bantul, Dian Surawan didampingi Dina Andri Siswanansyah, disela acara mengungkapkan, lomba tersebut digelar untuk membangun kebersamaan antara bhayangkari baik dilingkungan Polres  Bantul serta  dari  polsek di 17 kecamatan di Bantul.
Dian mengungkapkan, kegiatan diyakini menjadi media silaturahmi paling efektif. Dengan peserta mencakup anggota bhayangkari baik di lingkungan Polres Bantul polwan serta staf. Sangat tepat untuk membangun kebersamaan. Karena dalam sebuah organisasi kekompakan  sangat mutlak dibutuhkan.

Kamis, 05 Juni 2014

KEBERSAMAAN ISTRI POLRI, ISTRI TNI DAN POLWAN WILAYAH BANTUL



Dalam rangka merekatkan tali silahturohmi dan menjalin kebersamaan, Bhayangkari Cabang Bantul menyelenggarakan pertandingan persahabatan Bola Voly antar istri istri Polri (Bhayangkari) dengan istri TNI (PIA, Persit) dan Polwan di lapangan Bola Voly Polres Bantul, Kamis, 5 Juni 2014 pukul 09. Wib.
Kegiatan dihadiri oleh Ketua Cabang Bhayangkari Bantul Ibu Dian Surawan beserta wakil dan anggotanya, Kabag Ren Kompol Sinungwati,SH selaku PakorPolwan Polres Bantul beserta Polwan Polres Bantul, Ketua Persit  Kartika Candra Kirana XXX Bantul beserta anggotanya, Ketua PIA Ardyagarini Ranting Skadron Teknik 043 Lanud Adisucipto beserta anggotanya, para ketua ranting bhayangkari secabang Bantul dan para tamu undangan.
Dalam sambutanya, Ketua Cabang Bhayangkari Bantul menyampaikan bahwa petandingan Bola Voly persahabatan ini diadakan selain untuk kesehatan juga untuk mempererat hubungan tali silahturohmi dan menjalin kebersamaan istri Polri, Istri TNI dan Polwan Polres Bantul.
Kepada para pemain Bola Voly saya mengucapkan selamat datang dan bermain serta jadikan kesempatan ini untuk mempererat persaudaraan. Kepada ketua PIA dan Persit saya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kami haturkan atas kehadiran ibu beserta anggotanya. Semoga apa yang telah kami persiapkan dapat berkenan dihati Ibu, tutupnya.
Setelah dilaksanakan pertandingan Bola Voly persahabatan selesai maka masing masing pertandingan Tim PIA melawan Polwan di menangkan oleh Tim PIA dengan Scor 25-16 dan 15-15. Tim Bhayangkari melawan Persit dimenangkan oleh Tim Bhayangkari dengan scor  25-14 dan 25-14 dan pada pertandingan final yaitu Tim PIA melawan Bhayangkari di menangkan oleh Tim Pia dengan scor 24-26, 25-23 dan 15-13.
Setelah selesai pertandingan bola voly kemudian diadakan senam Poco Poco dan dilanjutkan ramah tamah makan bersama dengan dimeriahkan orgen tunggal. Pada kesempatanya Ibu Ketua PIA dan Ibu Ketua Persit memberikan cidera mata kepada Ibu Ketua Bhayangkari cabang Bantul sebagai tanda persahabatan. Kegiatan berakhir dalam keadaan aman dan tertib.

Selasa, 20 Mei 2014

SAT LANTAS MELALUKAN AKSI SIMPATIK TERTIB BERLALULINTAS




Dalam rangka Operasi Simpatik Progo 2014, Sat Lantas Polres Bantul membuat program Simpatik untuk membangkitkan kesadaran pengguna jalan raya di Bantul agar tertib dan patuh aturan sesuai Undang-undang Lalulintas.

Diantara program tersebut adalah menyampaikan sosialisasi tertib berlalulintas dengan memasang spanduk himbauan tertib di jalan raya dan secara langsung menyambangi para pengguna jalan di jalan raya dengan membagikan brosur berisi himbauan tertib berlalulintas dan sekuntum bunga kepada pengguna jalan.

Adapun pemasangan spanduk himbauan tertib berlalulintas dipasang di sepanjang jalan Bantul yaitu di simpang empat Klodran , Simpang empat Penggadaian dan depan pasar Bantul. Pemasangan spanduk ini juga akan dipasang di jalan Parangtritis dan jalan lainya untuk membangkitkan kesadaran tertib berlalulintas.
Kepala Unit Pendidikan Masyarakat (Dikmas), Sat Lantas Polres Bantul, Iptu Anang Tri Novian SH sewaktu melakukan sosialisasi di Jalan Bantul Klodran mengatakan petugas lebih banyak melakukan imbauan terhadap pengguna jalan. Tetapi jika di lapangan ditemukan adanya pelanggaran yang berpotensi menimbulkan kecelakaan akan ada penindakan. "Mengoperasikan handphone ketika mengendarai motor atau mobil dan melawan arus jelas akan kami tindak, itu sangat membahayakan," tegasnya.

Kamis, 08 Mei 2014



Beberapa waktu lalu kita memperingati hari kelahiran R.A. Kartini. Kebetulan untuk Polwan Polres Bantul (Kompol Sinungwati, SH) mendapat undangan sebagai nara sumber dalam seminar peran ganda perempuan ditinjau dari aspek hukum dan agama di gedung BPR Bantul dengan audien gabungan organisasi se kabupaten Bantul yang dihadiri lebih kurang 160 peserta. Sebelum seminar didahului acara upacara peringatan hari Kartini dengan irup Ibu Bupati Bantul Ida Idham Samawi.

Memaknai refleksi kelahiran RA Kartini yang diperingati setiap tanggal 21 April sebagai tokoh nasional yang dikenal sangat getol memperjuangkan gerakan emansipasi wanita di Indonesia. Bukan hanya wanita, pria bahkan waria pun sampai detik ini meyakini derap kemajuan emansipasi wanita Indonesia dicapai berkat gerakan emansipasi yang dipelopori RA Kartini.
Untuk mengabadikan makna kepeloporan Kartini yang hampir menjadi figur sentral wanita Indonesia, maka tidak heran jika penampilan wanita kita di setiap tanggal 21 April, sarat dengan fenomena Kartini di kantor-kantor pemerintah, swasta. Bahkan sejumlah unit kerja seperti TV,Radio dll sengaja mensetting program siaran-siarannya sepanjang hari itu dengan nuansa ke-Kartinian.
Tidak heran jika mulai dari kalangan ibu, remaja putri hingga anak perempuan sibuk mendandani diri dengan pakaian kebaya khas Kartini untuk ditampilkan dalam berbagai atraksi. Tak pelak lagi salon kecantikan yang selama ini sepi pengunjung, tiba-tiba kebanjiran orderan,walau hanya sekedar pemasangan sanggul. Semua itu merupakan ekspresi kecintaan dan kekaguman masyarakat Indonesia terhadap sosok Kartini yang dicitrakan dalam suasana keprihatinan.
Kita memang tidak dapat menerima dengan argumentasi apapun segala bentuk ketidakadilan dan diskriminasi. Apalagi praktik pelecehan, peremehan dan penganiayaan hak kelompok masyarakat rentan seperti kaum perempuan. Bahkan kita harus menghilangkan, jika perlu melakukan upaya pro justicia kepada siapa pun yang mencoba melanggar hak serta merendahkan harkat dan martabat kaum perempuan sebagaimana konon dialami Kartini dimasa perjuangannya. Terlebih disaat kita di kekinian telah memiliki konstitusi baru dan sejumlah paket peraturan perundang-undangan yang telah menjamin pemenuhan HAM dalam segala aspek kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.
Sebaliknya kita pun tentu setuju jika eksistensi HAM ditempatkan dalam khasanah Indonesia di kekinian sebagaimana pula perlunya image Kartini sebagai tokoh pejuang emansipasi wanita Indonesia untuk diposisikan secara proporsional, objektif dan multi dimensional. Ini penting karena opini public yang terbangun dalam memahami aspek perjuangan kemajuan kaum wanita di Indonesia, tampaknya cenderung didominasi kalau bukan identik dengan sosok perjuangan Kartini.
Betapa tidak karena hampir semua referensi tentang gerakan emansipasi wanita di nusantara, tidak pernah luput pengkajiannya dengan sosok Kartini. Tragisnya karena paradigma gerakan emansipasi wanita di Indonesia terbangun dalam proses dialektika dan rivalitas yang menempatkan pria dan wanita sebagai kekuatan yang saling berhadap-hadapan. Tak ayal lagi genderang perlawanan kaum wanita atas dominasi pria pun ditabuh.
Jika emansipasi dikonstruksikan sebagai konsep penyetaraan hak dan kedudukan antara pria dan wanita untuk berperan dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan, maka sesungguhnya hal seperti itu sudah terjadi dan melembaga jauh sebelum era Kartini. Kita tentu masih ingat kalau Majapahit sebagai kerajaan yang pernah menguasai hampir seluruh kawasan Asia Tenggara hingga ke Formosa dibagian utara dan Madagaskar di barat, ternyata dalam silsilah kerajaan Majapahit pernah diperintah 2 dua perempuan masing-masing “Tribhuwanatunggadewi (1328-1350) M”. dan Kusuma Wardhani (1389-1429) M.
Bukan hanya itu dalam catatan sejarah yang lebih tua lagi dari semua yang dikemukakan di atas, dikenal juga wanita kesohor dari kerajaan Kalingga (Holing/Keling), masa keemasan kerajaan ini justru berpuncak ketika “Ratu Sima” berkuasa yang diperkirakan berlangsung pada abad VII M. Dalam masa itu menurut sejarah, rakyat sungguh-sungguh sangat merasakan nuansa kemakmuran dan keadilan.
Dari deskripsi yang dikemukakan di atas membuktikan bahwa ketokohan wanita untuk tampil mengambil peran sentral dalam masyarakat, ternyata selalu hadir disetiap zaman. Hampir setiap wilayah di nusantara sebenarnya memiliki tokoh perempuan atau setidaknya nilai tradisi yang mendudukkan perempuan dalam posisi sentral. Ambil contoh pada masyarakat Minangkabau di Sumatera Barat yang menganut sistem kekerabatan matrilineal.
Perempuan dalam sistem kekerabatan ini, mempunyai kedudukan determinan dari pada laki-laki. Mulai dari soal pewarisan hingga berbagai macam permasalahan dalam pernikahan dan perceraian, semuanya hanya terfokus pada perempuan sebagai pemegang hak. Kaum lelaki dalam sistem kekerabatan ini hanya berkedudukan sebagai sub ordinat atas dominasi perempuan. Fenomena tersebut tentu sangat jauh dari alam kehidupan Kartini dengan emansipasinya.
Dengan fakta sejarah sebagaimana yang dikemukakan di atas, terkuaklah bukti bahwa jauh sebelum era Kartini, kaum wanita sesungguhnya telah mendulang kesetaraan dengan kaum pria bahkan nyata-nyata telah menunjukkan kepiawaiannya dalam mengambil peran sosialnya jauh melebihi peran Kartini. Tapi mengapa nama mereka ini dengan prestasi spektakulernya tak pernah disebut-sebut dalam setiap episode gerakan emansipasi wanita di Indonesia? Dan mengapa pula mereka dapat menjadi faktor determinan dalam tatanan kehidupan pada masanya?.
Sampai disini popularitas Kartini sebagai pencetus gerakan emansipasi wanita di nusantara ternyata sarat dengan kepentingan politik dan menampikkan silsilah perjuangan perempuan yang jauh lebih prestius sebelum masanya. Bahkan sangat boleh jadi popularitas.

Selamat hari Kartini, Jaya selalu Polisi Wanita! J

Sabtu, 26 April 2014

POLSEK BANGUNTAPAN ADAKAN GIAT PSA DI TK JOGJA CITRA POTORONO




Untuk mewujudkan citra Polri yang humanis, simpatik dan tidak menakutkan khususnya bagi kalangan anak-anak, polri dengan program Polisi Sahabat Anak melakukan pendekatan dan pengenalan serta pembinaan untuk calon generasi penerus bangsa. Dengan program ini diharapkan Polri lebih dekat dengan anak-anak dan tidak menimbulkan kesan menakutkan bagi anak-anak.
Menindak lanjuti program Polri diatas Polsek Banguntapan pada hari Sabtu tanggal 26 April 2014 mulai jam : 08.30 Wib bertempat di TK Jogja Citra Potorono Banguntapan Bantul dilaksanakan kegiatan PSA (Polisi Sahabat Anak) oleh Bripka Dian Trihana, Bripka Eny PN dan Brigadir Erny R yang diikuti 100 siswa, para Guru dan wali murid.
Dalam kesempatan tersebut Bripka Dian Trihana  memperkenalkan diri dan mengenalkan tugas tugas dan tanggungjawab Polri sebagai pelindung, pengayom  dan pelayan masyarakat dan dilanjut memberikan pengertian perbedaan antara polki dan polwan.
Pada kegiatan PSA ini personil juga menyampaikan tentang pentingnya mengutamakan keselamatan berlalulintas di jalan raya dengan mentaati tatatertib lalulintas dan hati hati dalam berkendara dijalan raya. Setelah disampaikan pemahamanan tentang pentingnya keselamatan lalulintas kemudian para siswa  dikenalkan rambu rambu lalu lintas dan diajari cara menyeberang jalan yang benar untuk keselamatan diri sendiri dan pengguna jalan lainya.
Pada intinya Kegiatan Polisi Sahabat Anak ini yaitu memperkenalkan sekaligus memberikan ilmu mengenai tata cara berlalu lintas terhadap anak untuk bekal kelak jika mereka beranjak dewasa dan mengakrabkan polisi dan anak sehingga anak tidak takut lagi dengan polisi.
Polisi adalah aparat Negara yang setiap saat siap membantu ketertiban masyarakat. Ketertiban sangat diperlukan dalam kehidupan bernegara untuk mewujudkan masyarakat yang damai dan tenteram. Ketertiban sebenarnya bukan saja menjadi tanggung jawab kepolisian, namun yang lebih penting adalah tumbuh menjadi kesadaran bersama sebagai warga Negara. Untuk memahami tertib hidup bermasyarakat, maka sebaiknya sejak dini anak sudah dikenalkan dengan berbagai tata tertib hidup bermasyarakat, mulai dari tata tertib berlalu lintas sampai pada tata tertib kehidupan bermasyarakat yang lebih luas.
Kegiatan PSA selesai sekira jam 11.00 wib dalam keadaan aman dan tertib. (Sihumas Banguntapan)

Rabu, 23 April 2014

PERINGATI HARI KARTINI 2014, POLWAN POLSEK BANGUNTAPAN MENJADI PEMBINA UACARA BENDERA DI SDN SINGOSAREN




Dalam rangka memperingati hari Kartini  2014, jajaran Polwan Polsek Banguntapan menjadi pembina upacara bendera di SDN Singosaren pada hari Senin 21 April 2014 jam : 07.00 Wib. Sebagai Irup pada upacara peringatan hari kartini yaitu Aipda Woro Arini anggota Polwan polsek Banguntapan yang seharinya bertugas diunit provost.
Dalam amanatnya Aipda Woro Arini menyampaikan khususnya kaum perempuan turut andil dalam membantu kemerdekaan tidak melulu monopoli kaum laki-laki tentunya dengan cara yang berbeda.
Untuk itu Aipda Woro Arini memberikan motivasi calon generasi penerus bangsa untuk semangat dan bersungguh sungguh dalam belajar demi kemajuan bangsa dan negara. Karena pada generasi peneruslah yang akan melanjutkan perjuangan kartini memajukan bangsa dan negara khususnya kaum wanita. Belajar giat dan selalu patuh pada orang tua dan guru serta taat menjalankan ibadah, imbuh dari Aipda Woro Arini.
Selesai giat upacara hari kartini dilanjutkan dengan kegiatan Program Polisi Sahabat Anak (PSA) kepada semua siswa SDN Singosaren dengan tujuan untuk lebih mendekatkan antara polri dengan para siswa. Dalam kesempatanya ini Bripka ENI PN dan Brigadir ERNI R dihadapan para siswa memperkenalkan tugas tugas polisi sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat dengan harapan para siswa mengerti tugas tugas polisi sehingga kedepanya mereka bisa akrab dengan polisi.
Selain memperkenalkan tugas tugas polisi, para polwan tersebut juga mengenalkan rambu rambu lalu lintas beserta aturan tatatertib di jalan raya guna menanamkan kedisplinan dan pengetahuan  terhadap aturan lalu lintas sejak dini dan pencitraan polisi yang baik di mata para siswa. 
Menutup giat peringatan hari kartini dan PSA masing-masing polwan Aipda Woro Arini, Bripka Eny PN, Brigadir Erny R menceritakan suka duka menjadi polwan. Diharapkan besuknya para siswa juga bercita-cita untuk mengabdi pada bangsa dan negara dengan menjadi anggota polri (Polwan). (Sihumas Banguntapan)

Senin, 07 April 2014

KEMAJUAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI VS DIKMAS LANTAS




Teknologi komunikasi akan selalu berkembang dari tahun ke tahun dikarenakan pengaruh globalisasi dan kita tidak bisa melawan kemajuan teknologi tersebut. Yang bisa kita lakukan hanya mengikutinya dan dari hal itu kita akan memperoleh dampak positif maupun negatifnya.
Perkembangan teknologi tersebut tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Informasi dapat dengan mudahnya kita ketahui berkat kemajuan teknologi. Tentu hal ini menyebabkan perubahan yang begitu besar dalam perilaku kita. Perlahan – lahan mulai mengubah gaya hidup dan pola pemikiran kita.
Kemudian apa hubunganya kemajuan teknologi komunikasi dan fungsi dikmas lantas?
Perlu diketahui bahwa kemajuan teknologi khususnya HP atau gadget pada masa sekarang ini bisa merubah pola tertib berlalu lintas masyarakat di jalan. Mengapa demikian ? sering kita jumpai kasus kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh perilaku dalam berkendaraan, dimana salah satu kontribusinya berasal dari penggunaan perangkat komunikasi saat berkendara. Misalnya pengendara kendaraan sedang mengoperasikan HP saat berkendara, entah mereka sedang smsan, telp, atau sedang membuka jejaring social yang saat ini sedang digemari oleh masyarakat. Hal tersebut merupakan pelanggaran dalam berlalu lintas karena menganggu konsentrasi saat berkendara, sesuai dengan UU No. 29 tahun 2009 pasal 106 dan pasal 283.
Maka dari itu kami dari fungsi dikmas sat lantas Polres Bantul dengan segenap daya dan upaya melakukan sosialisasi secara langsung, melalui media cetak maupun elektronik seperti melaksanakan siaran di radio persatuan Bantul frekwensi 94, 2 FM.
Kegiatan ini merupakan wujud kepedulian Polri terhadap masyarakat pengguna jalan. Diharapkan masyarakat tahu dan mengerti tentang peraturan dan tata cara tertib berlalu lintas sehingga dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari – hari.
Kami tidak henti – hentinya menghimbau agar masyarakat pengguna jalan menyadari pentingnya tertib berlalu lintas demi kenyamanan dalam berkendara, tidak hanya untuk diri kita sendiri tetapi juga demi keselamatan pengguna jalan lain. Saling menghormati di jalan raya, jadilah pelopor keselamatan berlalu lintas dan budayakan keselamatan sebagai kebutuhan. 

Minggu, 06 April 2014

KASUBBAG PERS POLRES BANTUL PIMPIN SOSIALISASI PENERIMAAN BRIGADIR POLRI T.A 2014 DI SIMPANG EMPAT GOSE BANTUL




Kasubbag Pers Polres Bantul AKP Sulistiyaningsih memimpin anggotanya melaksanakan sosialisasi Penerimaan Brigadir Polri TA. 2014 dengan sasaran para pengguna jalan raya yang melintas di simpang empat Gose Bantul Yogyakarta, Rabu, 2 April 2014 pukul 09.00 wib.
Sosialisasi dilakukan oleh para Polwan dengan membagikan ratusan brosur yang berisi informasi pembukaan pendaftaran Brigadir Polri T.A 2014 beserta syarat syaratnya kepada pemakai jalan raya yang melintas di simpang empat Gose.
Sambil membagikan Brosur, para Polwan tersebut menyampaikan pesan kepada pemakai jalan agar informasi ini diteruskan kepada keluarga dan tetanganya dengan demikian informasi penerimaan Brigadir Polri T.A 2014 cepat menyebar luas di tengah tengah masyarakat.
Ditegaskan oleh Kasubbag Pers Polres Bantul, Alhamdulillah kegiatan yang dilaksanakan berjalan aman dan lancar. Dan perlu diketahui, Pendaftaran telah dibuka 26 Maret hingga 15 April 2014, dengan persyaratan, diantaranya, Berijazah serendah-rendahnya SMU/MA dan SMK Semua Jurusan tanpa terkecuali, dengan nilai akhir (gabungan nilai UN dan Nilai Sekolah) minimal 6,0. Bagi yang masih duduk di kelas XII atau yang akan lulus tahun 2014 menggunakan rata-rata rapor semester 1 kelas XII minimal 6,0.
Selanjutnya, Umur pada saat pembukaan pendidikan (Juni 2014) minimal 17 tahun 5 bulan dan maksimal 22 tahun. Tinggi badan minimal untuk Polsisi Pria 163 dan Polwan 155 cm. Belum pernah menikah dan sanggup tidak menikah selama pendidikan ditambah 2 tahun setelah lulus. Bersedia menjalani ikatan dinas minimal 10 tahun terhitung mulai saat diangkat menjadi Bripda.
Kemudian, memperoleh persetujuan dari orang tua/wali bagi yang belum berusia 21 tahun. Tidak terikat perjanjian ikatan dinas dengan instansi lain. Pada saat mendaftar telah berdomisili di wilayah Polda atau Polres tempat pendaftaran minimal 1 tahun, dibuktikan dengan KTP atau Surat Keterangan dari Kades/Lurah dan KK atau Ijazah/STTB/Rapor terakhir. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah NKRI.
''Itulah berbagai persyaratannya dan perlu di Ingat, tegasnya.
Masuk Polri Tidak Dipungut Biaya Sepeser Pun alias Gratis. Untuk info lengkap silahkan kunjungi www.penerimaan.polri.go.id, Jelas Kasubag pers seraya berpesan, agar Putra/Putri Bantul yang memiliki cita - cita untuk menjadi Anggota Polri, mulai saat ini sudah bisa mendaftarkan dan persiapkanlah diri dan fisik mulai dari sekarang pula.
Selain melakukan sosialisasi kepada para pengguna jalan kami juga melakukan ini di sekolah sekolah maupun terjun ketengah tengah masyarakat dan juga melalui media cetak dan elektronik.